Blogger Situbondo

Admin Blogernya asli Situbondo

Selasa, 06 Mei 2014

0 Lokasi yang Sebaiknya Kamu Hindari Saat Kencan Pertama




Kencan pertama bisa menjadi awal dan akhir dari sebuah pertemuan. Kesan kencan pertama yang buruk bisa menjadi akhir dari hubungan dengan orang tersebut. Lokasi kencan juga mempengaruhi hubungan ke depannya. Ada enam lokasi yang sebaiknya dihindari saat akan kencan pertama. Berikut uraiannya.

1. Restoran 'All You Can Eat'

Hindari mengatur kencan pertama di restoran makanan dengan konsep 'all you can eat.' Biasanya restoran dengan konsep ini selalu ramai pengunjung baik orang dewasa maupun anak-anak. Ini bisa mengganggu kencan romantis kamu. Sebaiknya pilih restoran yang cukup tenang agar kamu dan si dia bisa saling mendekatkan diri.

2. Pernikahan Keluarga
Pernikahan keluarga juga bukan lokasi yang baik untuk mengatur kencan pertama. Mungkin kamu ingin langsung mengenalkan dia sebagai seseorang yang sedang dekat tapi bukan pada kencan pertama. Upacara pernikahan berlangsung cukup lama, kalau suasana canggung tentu merusak acara kamu dan si dia. Sulit untuk mencari waktu berdua saat di tengah pernikahan keluarga karena salah satu sibuk menjadi penyelenggara.

3. Berkemah

Jangan langsung memikirkan piknik bersama ketika belum pernah bertemu sebelumnya. Kencan pertama sebaiknya tidak dilakukan di perkemahan baik cuma berdua maupun dengan teman-teman. Pikirkan kembali, bagaimana kalau si dia tidak bisa membaur dengan teman-teman tentu merusak acara kemping kamu. Selain itu, kamu juga tidak tahu sebenarnya dia suka pergi berkemah atau cuma terpaksa demi menemui kamu.

4. Ice Skating
Sebagian orang suka bermain ice skating tapi tidak semua pria bisa melakukannya. Mungkin dalam film, bermain ice skating dengan orang disuka bisa menjadi momen romantis tapi tidak saat kencan pertama. Kalau kamu tiba-tiba mengajaknya pergi untuk bermain ice skating tapi ternyata dia tidak bisa tentu membuatnya merasa kurang nyaman.

5. Restoran Ayam Goreng Cepat Saji
Restoran ayam goreng cepat saji juga tidak tepat untuk bertemu saat baru kencan pertama. Mengapa? Seperti restoran dengan konsep 'all you can eat', biasanya restoran ayam goreng cepat saji selalu ramai pengunjung. Suasana di restoran tersebut juga bisa bikin si dia tidak nyaman. Hindari lokasi ini untuk mengatur kencan pertama.

6. Museum
Museum bisa menjadi lokasi kencan yang unik tapi tidak saat baru pertama kali pergi berdua dengan si dia. Mungkin kamu suka sejarah atau merasa lokasi museum yang sepi bisa bikin kamu lebih dekat. Namun beberapa pria akan merasa bosan dan lelah mengelilingi museum.


0 Mikroskop Sinar-X Setajam Mata Superman

Menciptakan peralatan untuk membantu manusia melihat setajam Superman bukan lagi mimpi. Ashish Tripathi, mahasiswa pascasarjana University of California di San Diego, AS, menciptakan mikroskop sinar-X dengan kemampuan melihat sangat tajam, hingga ketelitian sepersatu miliar meter.

Mikroskop ini tidak membutuhkan lensa. Untuk mencitrakan suatu obyek, mikroskop menggunakan program komputer yang bisa mengubah pola pantulan sinar-X menjadi gambar obyek yang mudah diinterpretasikan, menyajikan citra dalam skala atom. Oleg Shpyrko, fisikawan yang menjadi pembimbing penelitian, mengatakan, mikroskop berperan dalam nanoteknologi. "Kita bisa membuat sesuatu dalam skala nano, tapi kita tidak bisa melihat dengan baik. Mikroskop memungkinkan karakterisasi materi nano," kata Shpyrko.

Kemampuan mikroskop ini telah diuji. Peneliti membuat film berbahan besi dan gadolinium. Dengan mikroskop, mereka berhasil melihat gabungan kedua elemen itu berhasil sebagai pola medan magnet yang berkelok-kelok, menyerupai sidik jari.

Shpyrko mengatakan, mikroskop ini bisa dipakai untuk melihat bagaimana materi satu dan lainnya bergabung sehingga bisa mengupayakan efisiensi produksi materi skala nano. Aplikasi lain ialah melihat karakter magnetis dari materi untuk mengupayakan penyimpanan data magnetis yang lebih baik.

Mikroskop ini juga bisa memecahkan beberapa misteri. Misalnya, kemampuan baterai selalu menurun karena degenerasi interface antara elektroda dan elektrolit, tetapi tak ada yang tahu pasti mengenai prosesnya. Dengan mikroskop ini, sebab dan solusi dalam mengatasi hal itu bisa diamati.
"Dengan mikroskop ini, kita bisa melihat pada interface yang paling sulit," kata Shpyrko. Hasil penelitian ini dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi teranyar.

0 Motor Listrik Terkecil di Dunia

Ilmuwan berhasil menciptakan motor listrik terkecil di dunia. Motor listrik ini dibuat dari satu molekul berukuran sepersejuta meter. Hasil kerja ilmuwan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Nanotechnology, Senin (4/9/2011). Motor listrik terkecil ini nantinya bisa berperan dalam dunia medis maupun nanoteknologi.

Motor listrik dari satu molekul pernah dibuat sebelumnya, namun motor listrik kali ini ialah pertama yang bisa digerakkan listrik. "Orang telah membuat motor yang bisa digerakkan cahaya dan reaksi kimia. Tapi, di sana, anda menggerakkan jutaan pada saat yang sama," kata Charles Sykes, pakar kimia dari Tufts University di Massachusets."Yang mengejutkan dari motor listrik adalah, kita bisa melihat pergerakan dari satu motor molekul, melihat bagaima perilaku dari motor kecil tersebut," tambah Sykes seperti dikutip BBC

Sykes bisa mengontrol motor nano dengan listrik lewat bantuan low temperature scanning tunneling microscope (LT-STM). Alat tersebut menggunakan elektron untuk melihat molekul. Sykes menggunakan tip pada mikroskop untuk mensuplai listrik pada molekul butil metil sulfida yang telah diletakkan di permukaan tembaga yang konduktif. Akibat suplai listrik, motor nano pun berputar.

LT-STM juga bisa dipakai untuk melihat motor berputar. Motor diketahui bisa berputar dua arah serta bergerak dengan kecepatan 120 revolusi per detik. Kemampuan gerak motor ini bisa dimodifikasi. Lewat proses modifikasi misalnya, ilmuwan bisa menciptakan radiasi gelombang mikro arau menciptakan sistem nano-elektromekanik.

Motor listrik juga bisa berguna dalam dunia medis, untuk memastikan penghantaran obat tepat sasaran. Untuk menuju ke sana masih butuh beberapa langkah. Saat ini peneliti baru akan mendaftarkannya dulu ke Guiness Book of Record sebagai motor elektrik terkecil di dunia.

0 Sinar Laser dapat Menimbulkan Hujan







Laser ternyata berpotensi digunakan untuk menciptakan hujan. Hal ini diungkapkan oleh Jerome Kasparian, fisikawan dari University of Geneva. Dengan hasil penelitian ini, daerah kering bisa berharap hujan lebih dan ilmuwan pun mendapat teknik baru membuat hujan yang lebih efektif dari teknik modifikasi iklim.

Dalam penelitiannya, Kasparian menggunakan laser untuk mengontrol kelembaban. Ilmuwan menemukan bahwa laser bisa memicu tumbuhnya tetesan air hujan pada kelembaban lebih rendah, sekitar 70 persen. "Pada kelembaban tersebut, kondensasi tidak terjadi dalam kodisi natural, di mana dibutuhkan kelembaban 100 persen," kata Kasparian.
Rahasia kerja laser adalah pada kemampuan sinarnya membentuk senyawa asam nitrat di udara. Asam nitrat bisa menjadi "biji" awan, memilih untuk berasosiasi dengan air, bertindak seperti lem sehingga membentuk kumpulan air dalam kondisi yang relatif kering, di mana air mengalami evaporasi.

Untuk bisa diaplikasikan sebagai pencipta hujan, masih perlu beberapa pengembangan. Kasparian mengakui bahwa laser memang bisa menumbuhkan partikel berair. "Namun, saat ini ukurannya terbatas, hanya beberapa mikron. Butuh 10 sampai 100 kali lebih besar untuk memproduksi hujan yang sebenarnya," kata Kasparian.

Asalkan syarat tersebut bisa dipenuhi, penciptaan hujan dengan laser tak akan terlampau sulit. Tak perlu juga sistem laser udara. “Tipe laser yang digunakan selama ini bisa mencapai jarak kerja beberapa kilometer, jadi atmosfer bisa diaktifkan dengan ground based laser," Menurut Kasparian, kombinasi antara teknik laser dan teknik 

modifikasi cuaca seperti dengan perak iodidan dan dru ice tidak diperlukan. Langkah itu, menurutnya, justru akan kontraproduktif. Partikel akan berkompetisi untuk terkondensasi dan hasilnya tetesan air terlalu kecil, tak cukup untuk menjadi tetesan hujan.

Satu masalah terkait kontrol cuaca seperti dengan laser adalah, akankah penciptaan kelembaban di satu tempat akan mencuri kelembaban di tempat lain. Menanggapi hal ini, Kasparian mengatakan, "Laser hanya memungkinkan kondensasi bagian kecil dari kelembaban di udara." Jadi, risikonya tak terlampau serius. Penemuan Kasparian ini dipublikasikan di Nature Communication, 30 Agustus 2011.