Yab …. Sahabat kali ini kita akan sedikit menyetuh diri kita masing-masing. Apanya yang disentuh?, terserah sahabat deh …. heeeee …. Tapi tulisan ini akan menyetuh pola fikir dan sikap kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Pola fikir sudah dewasakah saya?
Jika kita amati di sekitar kita, ada sahabat yang usianya
muda tapi pola fikir dan sikapnya sudah dewasa. Adapula yang usianya sudah
hampir habis tapi tingkah polanya masih seperti remaja atau tambah parah masih
seperti anak-anak. Heeee …. Jadi mikir nih saya tergolong yang mana ya ……
Beberapa hal yang bisa kita jadikan ukuran tentang diri kita
adalah :
Emosi
Kadang bisa diidentikan emosi dengan amarah. Kurang bisanya
mengotrol emosi bukti bahwa kita belum begitu dewasa. Semakin ahli menahan
emosi, berarti semakin dewaslah seseorang.
Pakaian
Eh ada bedanya lo antara orang dewasa dengan anak-anak
(remaja). Kalau kita udah dewasa. Cara berpaikan pasti tidak seronok, tidak
buka aurot, dan memilih pakaian tidak terlalu berwana nyorak. Yang jelas tidak
punya perasaan ingin pamer dengan busana yang baru, mahal, unik, dan “wah-wah”
yang lain.
Bicara
Orang yang dewasa selalu tahu kapan dia bicara dan kapan
harus diam. Kalau masih suka “ngomong” apalagi tentang hal-hal yang tidak
bermutu, mengunjing, menghina, dan kata-kata jorok yang lain. itu tandanya
masih belum dewasa.
.
Besar Hati
Mau menerima kebenaran dari mana saja. Tidak memandang siapa
yang menyampaikan. Orang belum dewasa kadang masih melihat dulu siapa yang
bicara. Jika itu temannya, gologannya, orang yang udah terkenal, atau
berpangkat dia akan gampang menerima. Tapi jika yang menyampaikan orang
yang tidak sepaham dengan dia, atau usianya dan pangkat di bawahnya maka akan
ditolak.
Selalu Ingin Senang-senang
Siapa sih yang tidak suka senang-senang? Semua
orang pasti suka. Tapi orang dewasa selalu bisa memilih. Pantas tidak
kesenangan ini dilakukan? Dia kan selalu mencocokkan dengan kondisi dan
profesinya. Misalkan seorang dokter, dia pasti tidak akan merokok di
lingkungan rumah sakit karena itu bukan menandakan dokter yang dewasa dalam
profesinya. Misalkan seorang guru, bertingkah laku tidak sopan di depan
siswa-siswinya secara langsung atau lewat media, karena dikawatairkan ditiru anak
didiknya.
0 komentar:
Posting Komentar